FSP LEM SPSI Bakal Turun ‘Full Power’ di Aksi 21 Agustus 2019

929 views

Rapat Konsolidasi FSP LEM SPSI persiapan aksi 21 Agustus 2019 ke Istana Negara

Reaktor.co.id, Jakarta — Gerakan Kesejahteraan Nasional (GEKANAS), forum aksi bersama yang terdiri dari 25 organisasi serikat pekerja dan LSM, sudah memastikan bakal menggelar aksi massa pekerja/buruh besar-besaran ke Istana Negara pada Rabu (21 Agustus 2019) sebagai simbol penolakan keras atas rencana revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan (UU Ketenagakerjaan).

Genderang  perlawanan sudah ditabuh di banyak tempat di seluruh Indonesia. Konsolidasi internal serikat pekerja/buruh pun kian intensif dibangun menjelang Aksi 21 Agustus 2019.

Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI), sebagai salah satu anasir utama GEKANAS, juga sudah mengkonfirmasi bahwa ratusan ribu massa pekerja/buruh dalam naungan FSP LEM SPSI, yang berasal dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi), Banten, dan Jawa Barat, bakal turun ke jalan pada tanggal 21 Agustus 2019 itu.

“FSP LEM SPSI tegas menolak revisi UU Ketenagakerjaan. Sebagai bentuk penyikapan itu, FSP LEM SPSI akan menurunkan ratusan ribu massa pekerja/buruh se-Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten ke Istana pada tanggal 21 Agustus 2019 nanti,” cetus Ketua Umum DPP FSP LEM SPSI, Ir. Arif Minardi, saat memimpin rapat konsolidasi internal FSP LEM SPSI, di Rumah LEM Jakarta, Kamis (8/9/2019).

Rapat konsolidasi itu digelar untuk memaksimalkan aksi massa besar-besaran pekerja/buruh pada 21 Agustus 2019 itu nanti. Rencana semula, Gekanas akan mengadakan aksi massa di depan Gedung MPR/DPR RI, namun kemudian dialihkan ke depan Istana Negara, dengan alasan Masa Bakti DPR RI/MPR RI periode 2014-2019 akan segera berakhir.

Ketua Umum DPP FSP LEM SPSI, Ir. Arif Minardi

“Dalam aksi ini, kami akan turun full power, menyuarakan sikap menolak keras dan tegas atas revisi UU Ketenagakerjaan karena ini menyangkut masa depan tenaga kerja di Indonesia,” tandas Arif Minardi, yang juga Presidium GEKANAS.

Menurut Arif, GEKANAS sebenarnya sudah menyampaikan solusi realistis kepada Pemerintah dalam pertemuan atau audiensi dengan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) M Hanif Dhakiri, yang berlangsung di Kantor Kemenaker, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, pada Rabu (31 Juli 2019).

“Kami sampaikan kepada pemerintah, ayo kita bicara dalam satu forum pertemuan luar biasa difasilitasi Pemerintah, di dalamnya ada seluruh stakeholder yang terkait Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Apindo, Kadin, para pakar/akademisi, dan pelaku ekonomi yang terkait ketenagakerjaan/perburuhan. Bila perlu dikarantina. Berlangsung berhari-hari pun tidak masalah. Mau ribut-ribut ya ributlah di forum itu. Jangan main kucing-kucingan kayak begini,” ucap Arif Minardi membeberkan ‘jalan tengah’ dan solusi realistis yang dia tawarkan.

Menurut Arif, pertemuan luar biasa itu akan membangun komunikasi yang baik di antara seluruh pemangku kepentingan dunia ketenagakerjaan Indonesia itu  dan disinformasi yang saat ini menggelinding seperti bola liar akan terhindarkan menjadi transparan.

Sehingga unjukrasa-unjukrasa tidak diperlukan lagi, hal ini akan banyak menghemat dana dan sumber daya, karena unjukrasa itu sejatinya menguras dana dan energi yang tidak sedikit baik untk SP/SB maupun pengusaha serta resiko lainnya.

Kembali ke rencana Aksi Massa 21 Agustus 2019, seluruh serikat pekerja/buruh yang tergabung di GEKANAS akan serempak menggelar aksi demonstrasi menuju Istana Negara. FSP LEM SPSI juga akan menampilkan aksi teatrikal oleh para pekerja dan peragaan atraksi Barisan Pelopor (BAPOR) LEM.

Koordinator aksi 21 Agustus dari FSP LEM SPSI, Akhmad Jazuli, membenarkan bahwa bentuk aksi kali ini agak berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya. Tujuannya agar aspirasi dari aksi unjuk rasa bisa tercapai dan lebih efektif. Selain itu aksi unjuk rasa  mengundang para tokoh publik. Telah disiapkan media sepanjang 1.000 meter untuk menampung tanda tangan menolak revisi Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Jazuli juga menerangkan bahwa mulai DPP, DPD, DPC hingga PUK FSP LEM SPSI sudah siap pada hari H. Bahkan beberapa PUK telah merancang secara istimewa seperti menyiapkan mobil komando dengan berbagai perangkat, alat peraga dan beberapa atraksi sebagai kejutan. Juga menyiapkan formasi Barisan Pelopor (BAPOR) yang optimal. (AF/Agus PI/Kardi)*

aksi unjuk rasa Arif Minardi bapor LEM FSP LEM SPSI reaktor Revisi UU Ketenagakerjaan

Related Post

Leave a Reply